Replikasi Database MySQL


Contoh IP yang digunakan : 

  • 10.12.12.21 – sebagai Database Master
  • 10.12.12.71 – sebagai Database Slave

Berikut adalah cara replikasi database mysql

1. Konfirugasi Database Master

1.1. Buka konfigurasi MariaDB pada server master:

$ sudo nano /etc/mysql/mariadb.conf.d/50-server.cnf


1.2. Ubah beberapa parameter berikut :

bind-address   = 127.0.0.1     menjadi    bind-address   = 10.12.12.21


1.3. Selanjutnya konfigurasikan server-id. Konfigurasi ini terletak pada bagian [mysqld].  Disini dapat memilih angka berapa saja untuk konfigurasi , tapi angkanya harus unik dan tidak boleh ada yang sama antara kelompok replikasi. 

server-id   = 1


1.4. Selanjutnya baris log_bin. Database slave akan menyalin semua perubahan yang terdaftar dalam log.  hapus tanda # di depan log_bin.

log_bin  = /var/log/mysql/mysql-bin.log


1.5. Kemudian definisikan database apa yang akan direplikasi di server slave.  dapat menyertakan lebih dari satu database dengan mengulangi baris ini untuk setiap database yang diperlukan.

binlog_to_db   = dbapp


1.6. Simpan berkas konfigurasi tersebut dengan menekan Ctrl+X, lalu Y, dan Enter. Restart MariaDB.

$ sudo systemctl restart mysql


1.7.  Langkah berikutnya, masuk ke shell MariaDB.

$ sudo -i

# mysql -u root -p


1.8. Buat database yang akan direplikasi ( lewati langkah ini jika sudah ada databasenya ).

MariaDB [(none)]> CREATE DATABASE dbapp;


1.9. Beri akses slave dengan mengetikkan perintah berikut pada shell MariaDB.

MariaDB [(none)]> GRANT REPLICATION SLAVE ON *.* TO 'slave_user'@'%' IDENTIFIED BY 'slave123';

MariaDB [(none)]> FLUSH PRIVILEGES;

Catatan :

Nama pengguna yang digunakan adalah slave_user dan passwordnya adalah slave123. Nama pengguna dan sandi tersebut akan digunakan oleh slave untuk mengakses dan mereplikasi database dari master. 


1.10. Buka tab/jendela baru untuk melakukan langkah berikutnya. Pada tab baru tersebut, masuk kembali ke MariaDB dan gunakan database yang akan direplikasi.

MariaDB [(none)]> USE dbapp;

1.11. Jalankan perintah berikut untuk mencegah (baca: mengunci) perubahan pada database tersebut.

MariaDB [puskoapp]> FLUSH TABLES WITH READ LOCK;

Lalu ketikkan :

MariaDB [puskoapp]> SHOW MASTER STATUS;

Output :

MariaDB [puskoapp]> SHOW MASTER STATUS;                            

+------------------+----------+--------------+------------------+

| File             | Position | Binlog_Do_DB | Binlog_Ignore_DB |

+------------------+----------+--------------+------------------+

| mysql-bin.000001 |      312 | puskoapp     |                  |

+------------------+----------+--------------+------------------+

1 row in set (0.00 sec)

Catatan :

Ini posisi di mana database slave akan mulai mereplikasi. Catat nomor ini, karena akan digunakan pada langkah berikutnya. Jika melakukan perubahan pada jendela yang sama, database tersebut akan secara otomatis terbuka kuncinya. Untuk alasan inilah, perlu membuka tab/jendela baru untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.


1.12. Saat database sedang terkunci, ekspor database menggunakan mysqldump pada jendela baru. (pastikan perintah ini dijalankan pada shell bash, bukan MariaDB).

# mysqldump -u root -p --opt puskoapp > puskoapp.sql


1.1.3. Kembali ke jendela sebelumnya, buka kunci database (buat agar dapat diubah kontennya).

MariaDB [puskoapp]> UNLOCK TABLES;


1.1.4. Keluar dari shell MariaDB dengan mengetikkan exit; atau \q

MariaDB [puskoapp]> \q

Bye


2. Konfigurasikan database slave.

2.1. Masuk ke server slave, buka shell MariaDB dan buat database baru dengan nama yang sama, lalu keluar.

MariaDB [(none)]> CREATE DATABASE dbapp;

Query OK, 1 row affected (0.00 sec)

MariaDB [(none)]> \q

Bye


2.2. Import database yang sebelumnya diekspor dari database master.

# mysql -u root -p dbapp < /lokasi/file/dbapp.sql


2.3. Selanjutnya konfigurasikan seperti yang dilakukan pada master.

$ sudo nano /etc/mysql/mariadb.conf.d/50-server.cnf


2.4. Pastikan beberapa konfigurasi berikut diatur dengan tepat. Pertama adalah server-id. Seperti yang disebutkan sebelumnya, nomor server-id di sini harus unik. Tidak boleh ada yang sama antara satu kelompok master-slave. Karena bawaannya adalah 1, pastikan ubah dengan angka yang berbeda.

server-id  = 2


2.5. Pastikan setidaknya kriteria konfigurasi berikut terisi dengan tepat:

relay-log                      = /var/log/mysql/mysql-relay-bin.log

log_bin                        = /var/log/mysql/mysql-bin.log

binlog_do_db              = fbapp

Catatan :

disini perlu menambahkan baris relay-log secara manual. Baris tersebut tidak ada sebelumnya. Setelah perubahan konfigurasi telah dibuat sebagaimana diinginkan, simpan dan keluar dari berkas konfigurasi.


2.6. Restart MariaDB sekali lagi.

$ sudo systemctl restart mysql


2.7. Langkah berikutnya, aktifkan replikasi dengan shell MariaDB. Buka shell MariaDB sekali lagi dan ketikkan perintah berikut, ubah dan suaikan dengan konfigurasi :

MariaDB [(none)]> CHANGE MASTER TO

 -> MASTER_HOST='10.12.12.21',

 -> MASTER_USER='slave_user',

 -> MASTER_PASSWORD='slave123',

 -> MASTER_LOG_FILE='mysql-bin.000001',

 -> MASTER_USE_GTID = current_pos,

 -> MASTER_LOG_POS= 312;

Query OK, 0 rows affected (0.30 sec)

catatan :

Perintah tersebut menyelesaikan beberapa tugas sekaligus:

  • Ini menunjuk server saat ini sebagai slave dari master server yang beralamat di 10.12.12.21,
  • Menyediakan kredensial masuk yang tepat pada server,
  • Memungkinkan slave tahu dari mana harus mulai melakukan replikasi; master log file dan log posisi berasal dari angka yang ditulis sebelumnya.


2.8. Lalu aktifkan server slave:

MariaDB [(none)]> START SLAVE;

Query OK, 0 rows affected (0.00 sec)


2.9. Selanjutnya untuk melihat detil informasi replikasi slave dengan mengetikkan perintah ini. Pilihan \G di belakang perintah berikut untuk menata teks agar dapat lebih mudah dibaca.

MariaDB [(none)]> SHOW SLAVE STATUS\G

*************************** 1. row ***************************

               Slave_IO_State: Waiting for master to send event

                  Master_Host: 10.19.19.251

                  Master_User: slave_user

                  Master_Port: 3306

                Connect_Retry: 60

              Master_Log_File: mysql-bin.000001

          Read_Master_Log_Pos: 312

               Relay_Log_File: mysql-relay-bin.000002

                Relay_Log_Pos: 535

        Relay_Master_Log_File: mysql-bin.000001

             Slave_IO_Running: Yes

            Slave_SQL_Running: Yes

              Replicate_Do_DB: 

          Replicate_Ignore_DB: 

           Replicate_Do_Table:

       Replicate_Ignore_Table: 

      Replicate_Wild_Do_Table: 

  Replicate_Wild_Ignore_Table: 

                   Last_Errno: 0

                   Last_Error: 

                 Skip_Counter: 0

          Exec_Master_Log_Pos: 312

              Relay_Log_Space: 832

              Until_Condition: None

               Until_Log_File: 

                Until_Log_Pos: 0

           Master_SSL_Allowed: No

           Master_SSL_CA_File: 

           Master_SSL_CA_Path: 

              Master_SSL_Cert: 

               Master_SSL_Key: 

        Seconds_Behind_Master: 0

Master_SSL_Verify_Server_Cert: No

                Last_IO_Errno: 0

                Last_IO_Error: 

               Last_SQL_Errno: 0

               Last_SQL_Error: 

  Replicate_Ignore_Server_Ids: 

             Master_Server_Id: 1

               Master_SSL_Crl: 

           Master_SSL_Crlpath: 

                   Using_Gtid: Current_Pos

                  Gtid_IO_Pos: 

1 row in set (0.00 sec)

catatan :

Jika ada masalah koneksi,  dapat menjalankan slave dengan perintah skip:

MariaDB [(none)]> SET GLOBAL SQL_SLAVE_SKIP_COUNTER = 1; SLAVE START;


3. Cek Hasil

Pada database master, buatlah sebuah tabel, misal dengan perintah berikut :

MariaDB [dbapp]> CREATE TABLE slave_user (

    -> id INT(6) UNSIGNED AUTO_INCREMENT PRIMARY KEY,

    -> firstname VARCHAR(30) NOT NULL,

    -> lastname VARCHAR(30) NOT NULL,

    -> email VARCHAR(50),

    -> reg_date TIMESTAMP

    -> );


Lalu periksa pada database slave. Jika berhasil, sebuah tabel akan dibuat di sana, sama persis dengan yang di master:

MariaDB [dbapp]> SHOW TABLES;

+--------------------+

| Tables_in_dbapp |

+--------------------+

| slave_user         |

+--------------------+


Memblokir Aplikasi Pada Windows 10

 


Berikut cara blokir aplikasi pada windows 10

1. Buka regedit pada komputer dengan cara tekan tombol Windows + R pada keyboard --> lalu ketik regedit --> kemudian Enter ( klik OK ).


2. Setelah Registry Editor terbuka, pilih pada bagian side bar sebelah kiri HKEY_CURRENT_USER --> lalu pilih Software.


3. Selanjutnya pilih Microsoft.


4. Kemudian pilih Windows --> lalu pilih CurrentVersion.


5. Pilih Polices --> kemudian pilih Explorer


6. Pada side sebelah kanan, klik kanan pada area kosong lalu pilih New --> kemudian pilih DWORD (32-bit) Value.


7. Kemudian ubah nama menjadi DisallowRun,  lalu klik dua kali pada DisallowRun.


8. Selanjutnya ubah Value data menjadi 1 > lalu klik OK.


9. Setelah itu klik kanan pada folder Explorer yang berada pada side bar sebelah kiri,  lalu pilih New, kemudian pilih Key.


10. Kemudian buat nama folder tersebut menjadi DisallowRun.


11. Kemudian klik kanan pada area kosong di sebelah kanan, lalu pilih New, kemudian pilih String Value.


12. Buat nama sesuai nama aplikasi yang ingin diblokir, kemudian klik dua kali pada String Value tersebut.


13. Setelah itu ubah Value data menjadi nama aplikasi yang ingin diblokir dengan ditambahi ekstensi (.exe) di akhir nama aplikasi. Contoh WordPad maka menjadi WordPad.exe, lalu klik OK.


14. Restart ulang komputer kemudian coba buka aplikasi yang telah diblokir tersebut. 


Contoh File Bat Mendapatkan Nama Hari & Bulan

 

Contoh File bat untuk mendapatkan nama hari :

1. Get Bulan : nama file = namabulan.bat

@echo off

for /f "delims=" %%a in ('wmic OS Get localdatetime ^| find "."') do set dt=%%a

set year=%dt:~0,4%

set month=%dt:~4,2%

set day=%dt:~6,2%

if %month%==01 set monthname=January

if %month%==02 set monthname=Febuary

if %month%==03 set monthname=March

if %month%==04 set monthname=April

if %month%==05 set monthname=May

if %month%==06 set monthname=June

if %month%==07 set monthname=July

if %month%==08 set monthname=August

if %month%==09 set monthname=September

if %month%==10 set monthname=October

if %month%==11 set monthname=November

if %month%==12 set monthname=December


rem untuk menampilkan hasil 

echo %monthname%

rem untuk menghentikan biar bisa melihat hasil

Pause


2. Get Day Name

@echo off

REM Create VBS that will get day of week in same directory as batch

echo wscript.echo WeekdayName(Weekday(Date))>>DayOfWeek.vbs

REM Cycle through output to get day of week i.e monday,tuesday etc

for /f "delims=" %%a in ('cscript /nologo DayOfWeek.vbs') do @set dow=%%a

REM delete vbs

del DayOfWeek.vbs

REM Used for testing outputs days name

echo %dow%

REM Case of the days name is important must have a capital letter at start

REM Check days name and assign value depending

IF %dow%==Monday set downum=0

IF %dow%==Tuesday set downum=1

IF %dow%==Wednesday set downum=2

IF %dow%==Thursday set downum=3

IF %dow%==Friday set downum=4

IF %dow%==Saturday set downum=5

IF %dow%==Sunday set downum=6

rem menampilkan days number 0-mon,1-tue ... 6-sun

echo %downum%

rem menghentikan layar 

Pause


Perintah & Fungsi Command Prompt - IV

 

36. move : semua versi Windows

Perintah move memungkinkan untuk memindahkan satu file atau lebih ke direktori lain. Bahkan, dapat menggunakan perintah tersebut untuk memindahkan satu direktori ke dalam direktori lain juga.

 Syntax : move <file name> <destination>

Contoh :

move stats.doc c:\statistics

Jika sedang tidak berada dalam direktori file tersebut, perlu menyebutkan huruf partisi dan nama direktorinya : move d:\docs\stats.doc c:\statistics

Apabila ingin memindahkan lebih dari satu file, Anda harus memisahkan masing-masing dengan koma dan spasi: move stats.doc, morestats.doc c:\statistics

Nah, untuk memindahkan direktori ke dalam direktori lain, Anda perlu menambahkan tanda kutip ganda di awal dan akhir nama direktori tersebut: move "direktori1" direktori2


37. msg : semua versi setelah Windows 2000

Jika berada dalam sebuah jaringan komputer lokal, dapat mengirim pesan ke user lain dengan perintah msg. 

Syntax : msg <username> <message>

Contoh jika mengirimkan pesan berbunyi “Halo” ke user bernama “user01”: msg user01 Halo


38. pause : semua versi Windows

Perintah pause digunakan untuk menghentikan file batch yang sedang berjalan. Jika dijalankan, pesan “Press any key to continue” akan muncul di layar. Untuk melanjutkan proses file tersebut, tinggal menekan tombol apapun di keyboard.


39. print : semua versi Windows

Perintah ini untuk mencetak file teks dari Command Prompt. Untuk melakukannya, perlu menyebutkan nama file (filename) dan port printer yang digunakan (device).

Syntax : print <filename> <device>

Disini harus mengetahui jenis port yang digunakan oleh printer. Untuk parallel port, nama printer yang digunakan dimulai dengan LPT. Sedangkan untuk serial port, nama printernya dimulai dengan COM. Agar lebih jelas, mari perhatikan contoh di bawah: print c:\file.txt /d:lpt1

Dengan menjalankan contoh perintah tersebut, akan mencetak file.txt yang berada di partisi C: dengan printer pada port LPT1.


40. query : semua versi setelah Windows XP

query adalah perintah yang digunakan untuk menampilkan empat jenis informasi yang terkait dengan RD session host server. Masing-masing informasi dapat ditunjukkan dengan syntax berikut:

  • query process — menampilkan daftar proses yang berjalan di RD session host server
  • query session — menampilkan daftar sesi yang ada di RD session host server
  • query termserver — menampilkan daftar RD session host server yang ada di jaringan lokal
  • query user — menampilkan informasi mengenai sesi user di sebuah RD session host server


41. recover : semua versi setelah Windows 98

Jika hard drive mengalami kerusakan, dapat mencoba untuk mengembalikan data di dalamnya dengan perintah recover.

Akan tetapi, hanya dapat meng-recover file satu per satu. Selain itu, harus tahu nama filenya dan letaknya. Contoh : recover d:\fiction\story.txt


42. rename : semua versi Windows

Perintah rename digunakan untuk mengubah nama file dan direktori. 

Contoh : mengubah file “computer.jpg” menjadi “text.jpg”: rename d:/pictures/computer.jpg text.jpg

Catatan, juga dapat menggunakan perintah ren untuk mengganti nama file atau direktori. Syntax perintah ini tidak berbeda dengan yang dimiliki perintah rename.


43. repair-bde : Windows 7, 8, dan 10

repair-bde juga merupakan perintah yang berfungsi untuk menyelamatkan file dari hard drive yang rusak. tapi digunakan untuk hard drive yang dienkripsi dengan BitLocker.

Untuk dapat menggunakan repair-bde, harus memiliki hard drive lain di komputer. Ini digunakan sebagai tempat penyimpanan file dari hard drive yang rusak.

Data di hard drive kedua akan di-overwrite atau ditimpa dengan file-file yang dapat diselamatkan dari hard drive yang rusak. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggunakan hard drive kosong.

Syntax : repair-bde <inputvolume> <outputvolume> <-rk> <–rp> <-pw> <–kp>

Berikut adalah penjelasan masing-masing bagian dari syntax di atas:

  • inputvolume — huruf partisi hard drive yang file-file-nya ingin Anda selamatkan
  • outputvolume — huruf partisi hard drive yang akan digunakan untuk menyimpan file-file tersebut
  • -rk — file recovery key dari hard drive yang dienkripsi
  • -rp — recovery password untuk membuka hard drive yang dienkripsi
  • -pw — password untuk membuka hard drive yang dienkripsi
  • -kp — recovery key package untuk membuka hard drive yang dienkripsi

Meskipun -rk merupakan file, harus mencantumkan huruf partisi dan direktori yang menjadi letaknya.

Contoh : 

repair-bde c: d: -rk f:\RecoveryKey.bek

Perintah tersebut akan mencoba memindahkan file-file dari drive C: ke drive D: dengan file recovery key bernama RecoveryKey.bek.

Untuk penggunaan perintah repair-bde yang menggunakan recovery key package, contohnya seperti berikut:

repair-bde C: D: -rp 111111-222222-333333-444444-555555-666666-777777-888888


44. replace : semua versi Windows

Perintah replace digunakan untuk mengganti satu atau beberapa file dalam sebuah direktori dengan file lain. Perintah ini bermanfaat jika ada file yang sama di beberapa direktori dan perlu diperbarui secara berkala.

Syntax : replace <drive1> <filename> <drive2> </p> </r> </s>

Seperti yang dapat lihat di atas, ada tiga opsi yang dapat digunakan dalam perintah replace, yaitu:

  • /p — menampilkan pertanyaan konfirmasi sebelum Anda mengganti file pada <drive2>
  • /r — digunakan untuk mengganti file dengan atribut read only
  • /s — digunakan untuk mengganti semua file dalam subdirektori di <drive2>

Contoh penggunaan : replace f:\phones.cli c:\ /s

Dengan perintah tersebut, semua file “phones.cli” di partisi C: dan seluruh subdirektori-nya akan diganti dengan file yang berada di partisi F:.


45. rmdir : semua versi Windows

rmdir digunakan untuk menghapus direktori yang kosong. Meski demikian, perintah ini juga dapat menghapus direktori yang tidak kosong di Windows XP dan versi setelahnya.

Penggunaan : rmdir c:\test

Apabila ingin menghapus file dan subdirektori di dalamnya, tinggal menambahkan /s di belakang perintah : rmdir c:\test /s

gunakan perintah rd untuk menghapus direktori karena memiliki fungsi yang sama dengan rmdir.


46. robocopy : semua versi setelah Windows XP

Sebelumnya telah belajar tentang perintah copy. robocopy memiliki fungsi yang sama, tetapi perintah ini juga dapat meng-copy direktori dan partisi.

Syntax-nya mirip dengan yang dimiliki perintah copy. Bedanya, file yang ingin disalin ke direktori tujuan (destination) dicantumkan setelah menyebutkan nama direktori tersebut:

robocopy <source> <destination> <file(s)> <option>

Seperti yang dapat dilihat di atas, setelah menyebutkan file yang ingin di-copy dapat menggunakan satu atau beberapa opsi. Berikut adalah beberapa opsi yang dapat digunakan:

  • /s — meng-copy subdirektori yang ada di dalam direktori asal (source), kecuali subdirektori kosong
  • /e — meng-copy subdirektori yang ada di dalam direktori asal, baik yang ada isinya maupun tidak
  • /copyall — informasi file yang di-copy tetap disimpan ketika sudah disalin ke direktori tujuan
  • /nocopy — informasi file yang di-copy tidak disimpan ketika sudah disalin ke direktori tujuan
  • /move — menghapus file asli setelah di-copy
  • /a — hanya meng-copy file dengan atribut archive
  • /a+:<attribute> — meng-copy sekaligus menentukan atribut file. Simbol atributnya seperti yang tadi sudah disebutkan di pembahasan tentang perintah CMD attrib
  • /a-:<attribute> — seperti opsi sebelumnya, tetapi sekaligus menghapus atribut file
  • /ia:<attribute> — hanya meng-copy file dengan atribut yang ditentukan
  • /xa:<attribute> — mengecualikan file dengan atribut yang ditentukan
  • /xf file <filename> — mengecualikan file yang namanya memiliki kata tertentu
  • /xf dirs <directoryname> — mengecualikan direktori yang namanya memiliki kata tertentu
  • /max:n — hanya meng-copy file di bawah ukuran yang ditentukan (n)
  • /min:n — hanya meng-copy file di atas ukuran yang ditentukan (n)


47. schtasks : semua versi setelah Windows XP

perintah at digunakan untuk otomatisasi tindakan.  schtasks memiliki fungsi yang sama, tetapi syntax-nya berbeda: schtasks /parameter <arguments>

Parameter pada schtasks adalah sub-perintahnya. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • /create — membuat sebuah otomatisasi
  • /delete — menghapus sebuah otomatisasi
  • /query — menampilkan daftar perintah yang diotomatisasi
  • /change — mengubah pengaturan sebuah otomatisasi
  • /run — menjalankan sebuah otomatisasi
  • /end — menghentikan sebuah otomatisasi yang berjalan

Sedangkan <arguments> adalah tindakan yang diotomatisasi dengan schtasks. Ada banyak sekali tindakan yang dapat dilakukan dengan perintah tersebut. Di bawah ini adalah beberapa <arguments> yang digunakan secara umum:

  • /tr — menentukan nama file yang ingin dijalankan dengan schtasks dan direktorinya
  • /tn — menentukan nama tindakan yang diotomatisasi
  • /sc — menentukan frekuensi otomatisasi. Anda dapat menentukannya per menit, jam, hari, minggu, dan bulan. Anda bahkan dapat membuat otomatisasi yang hanya berjalan sekali.
  • /mo — menentukan frekuensi dengan lebih detil. Misalnya, Anda ingin menjalankan sebuah file setiap 120 menit.
  • /d — menentukan hari otomatisasi
  • /m — menentukan bulan otomatisasi
  • /i — menentukan jarak waktu antar otomatisasi sebuah tindakan
  • /st — menentukan waktu otomatisasi dimulai. Perlu Anda ingat bahwa format yang digunakan adalah 24 jam. Jadi, jika Anda ingin menyetel sebuah tindakan untuk jam 2 siang, maka ketikkan 14:00.
  • /et — menentukan waktu otomatisasi berhenti
  • /k — menghapus otomatisasi ketika ia berhenti

Contoh berikut digunakan untuk membuat sebuah otomatisasi bernama SecurityScript dengan target file sec.vbs: 

schtasks /create /tn "Security Script" /tr sec.vbs /sc minute /mo 100 /st 17:00 /et 08:00 /k


48. sfc : semua versi setelah Windows 98

Perintah sfc atau system file checker digunakan untuk mencari dan mengganti file sistem Windows dengan versi yang benar. Ini sangat berguna apabila ada masalah dalam sistem komputer yang sulit diperbaiki.

Syntax : sfc /command

/command adalah sub-perintah yang dapat digunakan dengan sfc. Berikut adalah daftar sub-perintahnya:

  • /scannow — mencari dan memperbaiki file sistem yang rusak
  • /verifyonly — mencari file sistem yang rusak
  • /scanfile — memindai kerusakan pada file yang dipilih dan memperbaikinya. perlu menyebutkan nama file dan direktorinya untuk menggunakan sub-perintah ini
  • /verifyfile — memindai kerusakan pada file yang dipilih. Seperti pada sub-perintah sebelumnya, perlu menyebutkan nama file dan direktorinya

Contoh penggunaan perintah sfc untuk memindai kerusakan pada file kernel32.dll dan memperbaikinya:

sfc /VERIFYFILE=c:\windows\system32\kernel32.dll


49. shadow : Windows XP, Vista, dan 7

Perintah  shadow dapat digunakan jika mengelola RD session host server. Dengannya,  dapat mengendalikan komputer lain pada server tersebut. 

Syntax : shadow {<SessionName> | <SessionID>} [/server:<ServerName>] [/v]

Jadi, dapat mengendalikan sebuah komputer pada RD session host server dengan hanya menyebutkan nama session atau ID-nya.  Contoh : shadow 93

Dengan perintah CMD tersebut, akan mengendalikan komputer dengan ID 93.


50. shutdown : semua versi setelah Windows 2000

Jika ingin shut down, sleep, atau log off komputer dari Command Prompt, dapat menggunakan perintah shutdown. Selain itu, Anda juga dapat menggunakannya untuk melakukan hal yang sama pada komputer lain dalam sebuah jaringan.

Syntax : shutdown <arguments> <TargetComputer>

Berikut adalah beberapa arguments atau sub-perintahnya yang sering digunakan:

  • /i — menampilkan graphical user interface atau GUI shutdown
  • /l — log off dari komputer
  • /s — shut down atau mematikan komputer
  • /r — restart komputer
  • /a — membatalkan shut down komputer
  • /p — mematikan komputer pada jaringan lokal secara langsung. Artinya, GUI shutdown komputer yang biasanya dilihat tidak akan ditampilkan
  • /h — menyalakan mode hibernate
  • /t — lama waktu yang ditentukan sebelum salah satu sub-perintah dijalankan

Jadi, jika ingin mematikan komputer , dapat menjalankan perintah CMD berikut:  shutdown /i /s

Apabila ingin mengelola sebuah jaringan lokal dan ingin mematikan salah satu komputer, di bawah ini adalah contoh perintah CMD yang dibutuhkan:

shutdown /i /s /t 45


Perintah & Fungsi Command Prompt - III

 

21. compact : semua versi setelah Windows 2000

perintah ini digunakan untuk mengkompres file, yaitu compact. Perlu ingat bahwa perintah CMD ini hanya dapat berfungsi pada partisi berjenis NTFS. 

Jika ingin memeriksa status kompresi setiap file yang ada dalam suatu direktori. 

Contoh perintah  : compact

Jika ada file yang ingin dikompres, perintah : compact file.txt /c

Untuk kebalikan, ganti /c dengan /u. Sebagai catatan, mengkompres atau melakukan dekompresi terhadap suatu file akan menandai direktori tempatnya disimpan. Setelah ditandai, semua file yang disimpan pada direktori tersebut akan dikompres atau dekompresi.


22. convert : semua versi setelah Windows 98

Perintah convert digunakan ketika ingin mengubah partisi berjenis FAT menjadi NTFS. 

Contoh : convert d: /fs:ntfs


23. copy : semua versi Windows

Kegunaan perintah copy  menyalin sebuah file ke lokasi yang berbeda. 

Contoh :

Penyalinan file myfile.txt yang ada pada direktori yang sedang akses ke direktori D:.copy myfile.txt d:\

Perintah copy untuk mengkopi semua file dengan jenis sama : copy *.txt d:\

Menyalin semua file dalam satu direktori : copy *.* f:\


24. date : semua versi Windows

Perintah date digunakan untuk melihat tanggal atau menggantinya. Syntaxnya sangat sederhana. Setelah mengetikkan “date”, Command Prompt akan menampilkan tanggal hari ini dan pertanyaan untuk mengganti tanggalnya. Jika tidak ingin menggantinya, tinggal tekan tombol enter di keyboard.


25. defrag : semua versi Windows

Fungsi untuk melakukan optimasi hard drive, dengan fitur Disk Defragmentation. Di Command Prompt pun  dapat melakukannya dengan perintah defrag.

Untuk sekedar melakukan defragmentation, perintah : defrag c:

Apabila ingin menganalisa partisinya terlebih dahulu, tambahkan /a : defrag c: /a

Untuk melakukan defragmentation terhadap semua partisi: defrag /c


26. del : semua versi Windows

Fungsi perintah ini untuk menghapus file dengan perintah del. 

Untuk menghapus sebuah file dari direktori yang sedang diakses : del myfile.txt

File yang dihapus dengan perintah CMD ini akan masuk ke Recycle Bin seperti pada umumnya. Untuk menampilkan pertanyaan konfirmasi sebelum file yang dipilih benar-benar dihapus. Jika ya,  tambahkan /p seperti pada contoh : del myfile.txt /p

Untuk melakukan penghapusan dari direktori lain dengan perintah : del c:\windows\test.tmp

Untuk menghapus seluruh file dalam sebuah direktori dengan perintah : del c:\windows\temp\*.*

Perintah del memberikan kemampuan yang tidak dapat dimiliki jika menggunakan File Explorer, yaitu menghapus file dengan atribut read only. Cara dengan menambahkan /f setelah nama file:

del myfile.txt /f


27. deltree : Windows 95, 98, dan ME

Jika file yang dihapus dengan perintah del, delete, dan erase masuk ke dalam Recycle Bin, lain halnya dengan perintah deltree. Perintah ini berfungsi untuk menghapus file secara permanen. Tak hanya itu, deltree juga dapat menghapus semua sub-direktori dalam sebuah direktori.

Contoh penggunaan : deltree d:\pictures

Dengan perintah di atas, direktori bernama pictures di partisi D: dan seluruh sub-direktorinya  akan dihapus permanen.


28. dir : semua versi Windows

Perintah dir berguna untuk melihat daftar file dan sub-direktori yang ada di dalam sebuah direktori. Di samping itu, perintah tersebut juga digunakan untuk menampilkan berbagai informasi tentang hard drive, termasuk:

  • Nomor seri
  • Jumlah file yang ada di dalam hard drive
  • Total ukuran file
  • Sisa ruang di hard drive

Syntax untuk masing-masing fungsi :

Apabila sekedar ingin menampilkan daftar file dan sub-direktori dalam direktori yang sedang diakses, ketikkan “dir”.

Perintah ini dapat dibuat lebih fleksibel untuk menunjukkan file dengan ekstensi tertentu saja, seperti pada contoh : dir *.txt *.doc

Dengan perintah di atas, Command Prompt hanya akan menampilkan file .txt dan .doc di direktori .

Penggunaan perintah dir juga tidak terpisahkan dari atribut file. Berikut adalah daftar atribut dan simbolnya dalam syntax perintah dir:

  • d — direktori
  • r — file read only
  • h — file tersembunyi (hidden)
  • a — file yang belum di-archive atau di-backup
  • s — file sistem
  • i — file yang tidak diindeks

Contoh penggunaan : dir /a:r

Dengan perintah di atas, yang akan ditampilkan hanya file dengan atribut read only.


29. diskpart : semua versi setelah Windows 98

Perintah diskpart digunakan untuk mengelola partisi hard drive di komputer atau laptop. Dengan perintah tersebut, dapat membuat partisi baru, menghapus, dan menampilkan daftar partisi yang ada.

Untuk menggunakannya, ketikkan “diskpart” terlebih dahulu. Setelah itu, ketikkan “list disk” untuk menampilkan daftar hard drive di komputer. Di bawah ini adalah contoh outputnya:

 Disk ###  Status         Size     Free     Dyn  Gpt

  --------  -------------  -------  -------  ---  ---

  Disk 0    Online          476 GB   449 MB

  Disk 1    Online         2047 GB      0 B

  Disk 2    No Media           0 B      0 B

  Disk 3    No Media           0 B      0 B

  Disk 4    No Media           0 B      0 B

  Disk 5    No Media           0 B      0 B

Contoh saja ingin mengelola partisi di disk 0. Untuk memilihnya, ketikkan “select disk 0”. Selanjutnya ketikkan “list partition” untuk melihat daftar partisi di dalamnya. Contoh outputnya seperti di bawah ini:

Partition ###  Type              Size     Offset

  -------------  ----------------  -------  -------

  Partition 1    Primary            549 MB  1024 KB

  Partition 2    Primary            195 GB   550 MB

  Partition 0    Extended           269 GB   195 GB

  Partition 4    Logical             29 GB   195 GB

  Partition 5    Logical             29 GB   225 GB

  Partition 6    Logical              8 GB   254 GB

  Partition 7    Logical            202 GB   262 GB

  Partition 3    Recovery           502 MB   465 GB

Sekarang dapat memilih partisi yang ingin dikelola. Misalnya, ketikkan “select partition 1”. Pada titik ini, dapat memanfaatkan berbagai sub-perintah yang didukung diskpart. Berikut adalah beberapa di antaranya yang sering digunakan:

add

Sub-perintah add berfungsi untuk membuat partisi baru yang serupa dengan sebuah partisi lain yang sudah ada di komputer. Contoh penggunaan: add disk=1

Dengan sub-perintah tersebut, partisi baru dengan pengaturan yang sama dengan partisi nomor 1 akan dibuat.

assign

Jika menggunakan add disk, partisi baru yang dibuat belum memiliki huruf. Sub-perintah assign digunakan untuk menentukan hurufnya. Namun, jangan lupa untuk menggunakan perintah select partition terlebih dahulu untuk memilih partisi yang ingin diberi huruf.

Contoh di bawah ini, huruf E: diberikan pada partisi yang dipilih: assign letter=e

delete

Sesuai namanya, sub-perintah ini digunakan untuk menghapus sebuah partisi. Berikut adalah contoh penggunaannya: delete partition

detail

Dengan sub-perintah detail, dapat melihat informasi tentang partisi yang dipilih. Ketikkan “detail partition” dan akan melihat output seperti berikut ini:

Partition 1

Type  : 07

Hidden: No

Active: Yes

Offset in Bytes: 1048576

  Volume ###  Ltr  Label        Fs     Type        Size     Status     Info

  ----------  ---  -----------  -----  ----------  -------  ---------  --------

* Volume 0         System Rese  NTFS   Partition    549 MB  Healthy    System


29. driverquery : semua versi setelah Windows XP

Perintah driverquery digunakan untuk menampilkan daftar driver yang di-install di komputer atau laptop. Contoh outputnya seperti berikut:

Module Name  Display Name           Driver Type   Link Date

============ ====================== ============= ======================

PptpMiniport WAN Miniport (PPTP)    Kernel        7/15/2016 8:28:13 PM

Processor    Processor Driver       Kernel        7/15/2016 8:10:42 PM

Psched       QoS Packet Scheduler   Kernel        7/15/2016 8:25:21 PM

QWAVEdrv     QWAVE driver           Kernel        7/15/2016 8:28:46 PM

RasAcd       Remote Access Auto Con Kernel        7/15/2016 8:29:11 PM

RasAgileVpn  WAN Miniport (IKEv2)   Kernel        7/15/2016 8:27:00 PM

Rasl2tp      WAN Miniport (L2TP)    Kernel        7/15/2016 8:27:35 PM

RasPppoe     Remote Access PPPOE Dr Kernel        7/15/2016 8:28:21 PM

RasSstp      WAN Miniport (SSTP)    Kernel        7/15/2016 8:27:11 PM


30. edit : semua versi hingga Windows 7 tapi tidak didukung di sistem 64-bit

Command Prompt sebenarnya memiliki tool text editor bawaan. Untuk mengaksesnya, tinggal menjalankan perintah CMD edit. Contoh : edit c:\myfile.txt

Perintah tersebut akan membuka file bernama myfile.txt. Jika file tersebut tidak ada, otomatis tool tersebut akan membuat file baru dengan nama yang Anda tentukan.


31. exit : semua versi Windows

Perintah exit digunakan untuk keluar dari Command Prompt atau menutup proses batch script yang sedang berjalan. Untuk menjalankan, hanya perlu mengetikkan “exit”.


32. expand : semua versi setelah Windows 98

Sebelumnya sudah mengenali perintah compact yang digunakan untuk mengkompres file. expand adalah kebalikannya. Perintah ini berfungsi untuk melakukan dekompresi. Syntax-nya cukup sederhana:

expand <source> <destination>

<source> adalah letak file yang ingin dibuka, sedangkan <destination> adalah direktori di mana Anda ingin meletakkan isi dari file tersebut. Contoh : expand d:\i386\hal.dl_ c:\windows\system32\hall.dll


33. find : semua versi Windows

Command Prompt memungkinkan untuk mencari teks tertentu dalam sebuah file dengan perintah find. Syntax : find [string] [drive\ file name]

Misalnya saja ingin mencari teks “REM” dalam file autoexec.bat yang berada di drive C:. Maka perlu menjalankan perintah  : find "REM" c:\autoexec.bat

Perlu diketahui bahwa perintah find akan mencari teks yang sesuai dengan yang diketikkan. Oleh karena itu, perlu memperhatikan penggunaan huruf kapital.

Contoh, perintah tadi tidak akan menampilkan teks “rem” dalam huruf kecil pada hasil pencarian .


34. ipconfig : semua versi Windows

ipconfig adalah perintah yang digunakan untuk menampilkan informasi tentang pengaturan jaringan yang ditentukan untuk komputer atau laptop.

Dengan mengetikkan “ipconfig” pada Command Prompt, sudah dapat melihat informasi tersebut, seperti contoh berikut ini:

Connection-specific DNS Suffix  . : hsd1.ut.comcast.net.

IP Address. . . . . . . . . . . . : 192.168.201.245

Subnet Mask . . . . . . . . . . . : 255.255.255.0

Default Gateway . . . . . . . . . : 192.168.201.1

Akan tetapi, juga dapat melihat informasi lengkap dengan menambahkan “/all” di belakang perintah CMD tersebut. Hasilnya akan seperti demikian:

Host Name . . . . . . . . . : COMPUTERH1

DNS Servers . . . . . . . . : 123.45.67.8

111.111.111.1

111.111.111.1

Node type . . . . . . . . . : Broadcast

NetBIOS Scope ID. . . . . . :

IP Routing Enabled. . . . . : No

WINS Proxy Enabled. . . . . : No

NetBIOS Resolution Uses DNS : No

0 Ethernet adapter :

Description . . . . . . . . : PPP Adapter.

Physical Address. . . . . . : 44-44-44-54-00-00

DHCP Enabled. . . . . . . . : Yes

IP Address. . . . . . . . . : 123.45.67.12

Subnet Mask . . . . . . . . : 255.255.0.0

Default Gateway . . . . . . : 123.45.67.8

DHCP Server . . . . . . . . : 255.255.255.255

Primary WINS Server . . . . :

Secondary WINS Server . . . :

Lease Obtained. . . . . . . : 01 01 80 12:00:00 AM

Lease Expires . . . . . . . : 01 01 80 12:00:00 AM

1 Ethernet adapter :

Description . . . . . . . . : 3Com 3C90x Ethernet Adapter

Physical Address. . . . . . : 00-50-04-62-F7-23

DHCP Enabled. . . . . . . . : Yes

IP Address. . . . . . . . . : 111.111.111.108

Subnet Mask . . . . . . . . : 255.255.255.0

Default Gateway . . . . . . : 111.111.111.1

DHCP Server . . . . . . . . : 111.111.111.1

Primary WINS Server . . . . :

Secondary WINS Server . . . :

Lease Obtained. . . . . . . : 11 16 00 12:12:44 AM

Lease Expires . . . . . . . :

Selain menampilkan pengaturan jaringan , perintah ipconfig juga memiliki kegunaan lain jika digunakan dengan sub-perintahnya. Berikut adalah beberapa sub-perintah yang digunakan secara umum:

  • /release — menghapus pengaturan DHCP dan IP address seluruh adapter jaringan yang digunakan. Anda juga dapat mengetikkan nama adapter untuk menggunakan ipconfig/release terhadap adapter tersebut saja
  • /renew — memperbarui pengaturan DHCP dan IP address seluruh adapter jaringan yang digunakan. Seperti sub-perintah sebelumnya, Anda juga dapat menggunakan ipconfig/renew pada adapter yang dipilih
  • /flushdns — menghapus cache DNS server yang disimpan di komputer Anda. Ini perlu dilakukan secara berkala agar tetap dapat mengakses situs-situs yang biasa Anda kunjungi.


35. logoff : semua versi setelah Windows 98

Perintah logoff digunakan untuk log off dari komputer . Dalam konteks jaringan komputer lokal, perintah ini juga dapat digunakan untuk menghentikan sesi user tertentu.

Untuk menjalankannya, tinggal mengetikkan “logoff”. Jika administrator, dapat menghentikan sesi seorang user dengan menambahkan ID komputernya, seperti pada contoh berikut: logoff 12


Perintah & Fungsi Command Prompt - II

 

11. change : semua versi setelah Windows XP

Fungsi perintah ini untuk mengubah pengaturan remote desktop (RD) session host server untuk status logon, COM port mapping, dan mode instalasi. 

Syntax untuk masing-masing kegunaan tersebut berbeda.

change logon

Perintah CMD change logon mengatur status logon di client session. digunakan untuk dapat memperbolehkan logon dengan mengubah statusnya menjadi enabled, seperti : change logon /enable

Sebaliknya, apabila ingin mencegah logon : change logon /disable

Untuk memeriksa status : change logon /query

change port : dibutuhkan ketika ingin mengubah COM port mapping. Sebagai contoh, menjalankan perintah berikut ini akan mengganti COM12 ke COM1: change port com12=com1

change user : digunakan untuk mengubah mode instalasi RD session host server. 

Contoh : change user /execute

Perintah di atas memungkinkan mapping file .ini ke direktori utama. Namun, ini berarti tidak dapat meng-install aplikasi apapun di RD session host server. 

Untuk memperbolehkan, gunakan perintah: change user /install


12. chdir : semua versi Windows

chdir digunakan untuk navigasi direktori. Dengan perintah tersebut, dapat kembali ke direktori yang dibuka sebelumnya dengan perintah seperti di bawah ini: chdir..

Jika perintah tersebut dijalankan, efek akan seperti ketika klik tombol back pada File Explorer.

Selain itu, chdir juga dapat digunakan untuk kembali ke direktori utama. 

Contoh : chdir\

Dengan perintah tersebut, dari direktori C:\Windows\COMMAND>  dapat lompat ke C:\ 

Untuk membuka sebuah direktori : chdir\windows\system32

Dengan menjalankan perintah chdir, direktori system32 langsung diakses.

Catatan : chdir juga dapat digantikan dengan cd. Kedua perintah tersebut memiliki fungsi dan syntax yang sama.


13. chkdsk : semua versi Windows

chkdsk berfungsi untuk memeriksa status hard drive.  Di samping itu, chkdsk juga dapat digunakan untuk mencoba membetulkan hard drive yang error karena bad sector. Jalankan saja perintah berikut ini:  chkdsk d: /r


14. chkntfs : semua versi setelah Windows 98

chkntfs berhubungan dengan chkdsk. Dengannya, dapat memerintahkan komputer untuk melakukan pengecekan terhadap semua partisi hard drive dan menjalankan chkdsk pada partisi yang dianggap bermasalah. Perintah dasar yang dimaksud adalah : chkntfs /d


15. cipher : semua versi setelah Windows 98

cipher berhubungan erat dengan enkripsi file dan folder pada hard drive bertipe NTFS. 

Ada tiga fungsi utama yang dapat dimanfaatkan dari perintah tersebut :

1. Untuk memeriksa status enkripsi sebuah file atau folder dengan perintah : cipher /c myfile.txt

2.  Untuk mengenkripsi sebuah file atau folder dengan mengganti /c dengan /e, seperti pada contoh berikut: cipher /e myfile.txt

3. Untuk mematikan enkripsi file atau folder dengan sub-perintah /d: cipher /d myfile.txt


16. clip : semua versi setelah Windows XP

Perintah clip digunakan ketika ingin menyalin output dari sebuah CLI ke clipboard untuk satu alasan atau lain. 

Contoh seperti ini: clip readme.txt


17. cls : semua versi Windows

cls untuk menghapus semua teks di CMD, baik yang diketikkan maupun output.


18. cmdkey : semua versi setelah Windows XP

cmdkey digunakan untuk membuat, menghapus, atau melihat username dan password yang digunakan untuk login ke komputer. Perintah dasar CMD ini bermanfaat apabila sebagai admin user dari komputer tersebut.

Jika ingin melihat daftar username dan password milik user komputer, ketikkan: cmdkey /list

Untuk mendaftarkan sebuah username dan password dengan perintah :

cmdkey /add:server01 /user:userbaru /pass:pf90

Dengan itu, telah membuat akses untuk user bernama userbaru dengan password pf90 agar dapat memasuki server01.

Jika ingin menghapusnya, tinggal gunakan perintah : cmdkey /delete:userbaru

Untuk mengosongkan daftar username dan password dalam sebuah server: cmdkey /delete:server01


19. color : semua versi setelah Windows 2000

Untuk mengganti warna . 

Syntax : color <b><f>

<b> menentukan warna latar belakang, sedangkan <f> menentukan warna teks. Untuk menentukan warna, menggunakan angka 0 hingga 9.

  • 0 hitam
  • 1 biru
  • 2 hijau
  • 3 aqua
  • 4 merah
  • 5 ungu
  • 6 kuning
  • 7 putih
  • 8 abu-abu
  • 9 biru muda

Selain itu, ada enam warna lagi yang dapat dipilih. Akan tetapi, keenamnya diwakili oleh huruf :

  • a hijau muda
  • b aqua muda
  • c merah muda
  • d ungu muda
  • e kuning muda
  • f putih terang

Contoh perintah dasar background Command Prompt akan berubah menjadi abu-abu dengan teks merah: color 84, Jika ingin mengembalikan Command Prompt ke warna aslinya, ketikkan saja color tanpa tambahan apapun.


20. comp : semua versi setelah Windows 98

Perintah comp digunakan untuk membandingkan dua file. 

Contoh : comp file1.txt file2.txt /n=10 /a

Dengan perintah di atas, membandingkan file1.txt dan file2.txt.

/n menentukan jumlah baris kode yang diperiksa dengan perintah comp. Di contoh tersebut membandingkan sepuluh baris kode  pertama, tapi dapat menggantinya sesuai keinginan.

/a digunakan untuk menampilkan output dari perintah comp dalam set karakter ASCII. Hasilnya seperti berikut:

Compare error at LINE 5

file1 = i

file2 = o

Compare error at LINE 5

file1 = v

file2 = u

Compare error at LINE 5

file1 = e

file2 = r

Compare error at LINE 6

file1 = s

file2 = f

Compare error at LINE 6

file1 = x

file2 = v

Compare error at LINE 6

file1 =

file2 = e

Compare error at LINE 7

file1 =

file2 =

Compare error at LINE 7

file1 =

file2 =

Compare error at LINE 8

file1 =

file2 = s

File1 only has 7 lines


Perintah & Fungsi Command Prompt - I

 

Command Prompt ( CMD ) adalah aplikasi command line interpreter ( CLI ) yang ada di sistem operasi Windows. Perintah-perintah dalam CMD berfungsi untuk melakukan berbagai operasi system.

Cara membuka CMD :

Tekan tombol Windows ( gambar jendela ) + R pada keyboard

Ketik CMD, lalu tekan Enter



Perintah CMD dan Fungsi :

1. append : semua versi kecuali Windows 10

append merupakan perintah CMD memungkinkan untuk membuka file yang ada dalam direktori lain, bahkan ketika tidak berada dalam direktori tersebut. 

Contoh : append c:\docs;c:\letters edit myfile.txt

Tujuan yang ingin dicapai dengan perintah CMD tersebut adalah membuka dan mengedit file bernama myfile.txt. Jika file tersebut tidak ada di direktori yang sedang dibuka, maka perintah CMD tadi akan mencari di direktori c:\docs dan c:\letters.

Untuk menambahkan lebih dari satu direktori pencarian, gunakan tanda titik koma (;) untuk memisahkan masing-masing direktori.

2. arp : semua versi Windows

arp digunakan untuk mengelola ARP atau address resolution protocol. ARP merupakan bagian dari IP (internet protocol) yang mengarahkan IP address 32-bit ke MAC ( medium access control ) address.

Contoh misal IP address 20.2.3.10. Jika ingin mengganti: arp -s 20.2.3.11 00-50-04-62-F7-23

Dengan perintah CMD tersebut, IP address akan diganti dengan 20.2.3.11.

3. assoc : semua versi setelah Windows 98

assoc digunakan untuk memeriksa ekstensi file yang diasosiasikan dengan sebuah jenis file. Jika ingin menampilkan keterangan ekstensi .txt. Untuk itu, perlu menjalankan perintah : assoc .txt
Setelah memasukkan perintah tersebut akan muncul tulisan .txt=txtfile yang berarti .txt adalah ekstensi untuk file berjenis teks. 

Perintah assoc dapat juga dimanfaatkan untuk mengubah atau menghapus pengaosisasian sebuah ekstensi file dengan jenis file. contoh penggunaan  untuk menghapus : assoc .txt= 
Jika ingin menggunakan perintah tersebut, jangan lupa untuk menambahkan spasi setelah tanda sama dengan (=).

4. at : Windows 2000 dan XP

at digunakan untuk mengotomatisasi berbagai perintah lain pada waktu yang ditentukan. Meskipun hanya didukung di tiga versi lama Windows, at sebetulnya juga dapat digunakan di Vista dan 7 meskipun status sudah deprecated (tidak lagi mendapatkan update atau support). Pada Windows 8, at telah diganti dengan schtasks yang memiliki fungsi serupa. 
Perintah at memiliki beberapa kegunaan. Apabila hanya mengetikkan at, Command Prompt akan menampilkan daftar perintah yang diotomatisasi.

Perlu diketahui bahwa setiap perintah tersebut diwakili oleh angka ID. Angka tersebut berguna ketika diingin menghapus otomatisasi perintah yang sudah terdaftar.

Fungsi :

Menghapus otomatisasi perintah dengan ID 1:
at 1 /delete

Jika ingin menghapus semuanya, Anda dapat mengetikkan perintah berikut:
at /delete /yes

Contoh : at 6:50PM /every:5,10,15,20,25 "c:\winnt\task.bat"

Pada contoh tersebut, komputer akan menjalankan file task.bat secara otomatis pada pukul 6:50 malam setiap tanggal 5, 10, 15, 20, dan 25. Sebagai pengingat, hanya dapat menggunakan tanggal untuk menentukan hari pelaksanaan otomatisasi.

Jika /interactive ditambahkan setelah jam pelaksanaan seperti pada contoh di bawah, akan dapat berinteraksi dengan file tersebut ketika dijalankan.

at 6:50PM /interactive /every:5,10,15,20,25 c:\winnt\beep.bat

5. attrib : semua versi Windows

Pernahkah  menemukan file yang tidak diinginkan, tetapi tidak dapat dihapus, karena atribut file tersebut di-set ke read-only.

Untuk mengubah atribut, cara yang umum adalah klik kanan pada file tersebut, lalu buka Properties. Di bagian bawah window Properties akan menemukan checkbox untuk mematikan atau menyalakan atribut tadi.


Contoh CMD : attrib -R example.txt
Keterangan :  -R mengisyaratkan penghapusan atribut read-only dari file yang dimaksud. Jika ingin menambahkan atribut, maka tanda minus (-) diganti dengan tanda plus (+).

Selain R, ada tiga atribut lain yang dapat diatur dengan perintah attrib:
  • H = hidden, untuk menyembunyikan file dan sebaliknya
  • S = system, menandai bahwa sebuah file digunakan untuk kebutuhan sistem operasi
  • A = archive, menandai bahwa sebuah file belum pernah di-backup
6. bcdedit : semua versi setelah Windows XP

bcdedit merupakan perintah yang memungkinkan untuk melakukan tiga hal, yaitu mengelola penyimpanan data boot configuration, menyimpan parameter konfigurasi tersebut, dan mengatur booting sistem operasi.

Format perintah bcdedit sebenarnya sederhana. Contoh : bcdedit /command <argument>

/command adalah sub-perintah yang dapat digunakan dengan bcdedit, sedangkan <argument> adalah nama file atau direktori yang dijadikan target perintah tersebut.

Yang membuat bcdedit cukup rumit adalah banyak sub-perintah yang ada di dalamnya. 
Beberapa sub-perintah beserta fungsi:
  • /createstore — membuat penyimpanan data boot configuration baru
  • /create — membuat entry baru di sebuah penyimpanan data boot configuration
  • /deletevalue — menghapus sebuah elemen dari boot entry
  • /bootdebug — mengaktifkan boot debugger dalam sebuah boot entry atau sebaliknya
Untuk melihat daftar lengkap sub-perintah bcdedit dapat menjalankan : bcdedit /?
Jika ingin mengetahui kegunaan dari suatu sub-perintah : bcdedit /? createstore

7. bootsect : semua versi setelah Windows 98

bootsect digunakan untuk memperbarui master boot code dalam partisi hard drive. Dengan demikian, dapat mengubah tipe boot sequence manager dari NTLDR menjadi BOOTMGR dan sebaliknya.

Contoh untuk mengubah master boot code untuk partisi :E di komputer : bootsect /nt52 E:

8. break : semua versi Windows

Tergantung dengan pengaturannya, kombinasi tombol ctrl + C dapat digunakan untuk menghentikan sebuah proses MS-DOS pada sebuah file batch.
break adalah perintah yang digunakan untuk menentukan pengaturan itu. Contoh : break off

9. cacls : semua versi setelah Windows 98

cacls digunakan untuk memeriksa atau mengubah access control list (ACL) sebuah file. ACL adalah daftar yang berisi access control entries (ACE). Daftar ini dimanfaatkan untuk menentukan akses file yang dimiliki oleh sebuah user di sebuah komputer.

Syntax cacls : cacls [file name] [sub-command]

Beberapa sub-perintah cacls yang dapat digunakan, yaitu:
  • /T — mengganti ACL dari file-file yang ditentukan dalam sebuah direktori dan semua sub-direktori di dalamnya
  • /E — seperti sub-perintah sebelumnya, tapi berfungsi untuk mengubah isi ACL-nya
  • /G user:perm — memberikan permission ke sebuah user
  • /R user — menghapus permission dari sebuah user
  • /P user:perm — mengubah permission sebuah user
  • /D user — menghapus akses file dari sebuah user
Untuk mengisi perm, ada empat kode yang dapat digunakan:
  • n — none (tidak ada akses)
  • r — read (membuka file)
  • w — write (mengubah file)
  • f — full control (akses penuh)
Misalnya, kode CMD di bawah ini dijalankan jika diingin memberikan akses penuh terhadap user bernama user1 untuk file myfile.txt:

cacls myfile.txt /e /g user1:f
Jika sekedar ingin mengetahui ACL sebuah file, tidak perlu menambahkan sub-perintah.

10. call : semua versi Windows

call digunakan untuk menjalankan sebuah file batch di dalam sesamanya. Contoh, perintah menjalankan file second.bat di dalam file batch yang sedang berjalan:  call second.bat